Hobi Kok Insecure (?)
yayasanpulih.org |
Kenapa Hidup Serasa Tidak Pernah Cukup?
Tadinya tulisan ini mau dikasih judul begitu. Tapi rasanya kok negatif sekali. Padahal ya judul yang sekarang juga gak kalah negatifnya. Hehe..
---
Hai, selamat malam 2021. This is my 1st post in this 2nd year of pandemic.
Kepikiran tiba-tiba mau ngetik apa yang bergejolak di hati. Karena tiba-tiba merasa sangat moody.
Btw ini malem minggu. Sendirian di ruang tamu. Kiddo udah tidur jam 19.00 tadi (tumben), dan suami di atas lagi ga enak badan dan seharian nonton dan ngegame aja.
Yah begini lah kehidupan.
Kadang setenang dan se-me time ini. Kadang bisa gila, jumpalitan dan se-chaos itu.
Satu hal yang tetep sama: selalu ada momen di mana aku merasa tidak cukup. Kalo orang sekarang bilang mah: INSECURE.
Terus aku baru seniat ini malem ini nyari artinya. Deng! Ini dia.
Sering banget udah kerja sejumpalitan itu, merasa not good enough with my own works.
Sering banget udah se-ngurangin nasi itu, tapi masih gendut begini. *ini beneran bikin sedih*
Sering banget udah berusaha membuat diri wangi dan (kayaknya terlihat) seksi, tapi suami se-flat itu. Untuk poin ini, mungkin akunya yang terlalu banyak berekspektasi.
Yah begitulah kira-kira.
Aku tau sih, pangkal dan hulu dari perasaan ini adalah: kemampuan bersyukur yang seharusnya ditingkatin.
Tapi kok ya susah? Kenapa ya? Serius aku lagi sesedih itu mikirin kenapa aku susah bersyukur.
Padahal Yang Maha Kuasa pernah berfirman, "bersyukur lah maka akan Ku tambahkan nikmat untukmu". (kira-kira begitu).
Kiranya mungkin sekarang aku baru tau sepenting itu punya nikmat "merasa tenang" dalam hidup.
---
Sedikit cerita. Dulu pas aku kerja di kampus, punya banyak waktu untuk dengar kajian dan merasa sangat dekat dengan Tuhan. Tapi sejak jadi freelance kenapa begini banget kehidupan. Solat sering telat, baca Quran super jarang, dzikir sering skip, solat sunnah apalagi.
Sambil nulis ini sebenernya aku sambil introspeksi diri juga.
Dulu pas sering denger kajian ust. Nuzul Dzikri, Khalid Basalamah, dkk, aku inget bahwa rezeki tuh bentuknya bisa macem-macem. Even perasaan tenang aja itu rezeki. Nah itu yang belum aku punya.
Ibaratnya, rezeki dalam bentuk uang memang bertambah sejak jadi freelance, tapi rezeki ketenangan hidup berkurang sekali. Jauh berkurang. Huuufffft. *beneran menghela napas pas ngetik*
---
Sampai akhirnya, setelah kurang lebih setahun merasakan insecurity ini, dan akut-akutnya di 6 bulan terakhir, aku pun memutuskan untuk konsul ke psikolog. Online session sih tapi. Karena lebih murah. Dan pandemi juga, males ah kemana-mana.
Aku copas ah jawaban psikolog klinisnya, biar aku inget terus.
Begini Aisyah Kalau saya lihat ya, dengan load dan tuntutan dri atasan (ya secara keseluruhan dri pekerjaanmu) wajar km dlm kondisi tertekan Kondisi ini lah yg memicu overthinking mu hingga muncul rasa tdk nyaman misal cemas dll => Perlu kamu ketahui dulu ya bahwa Perasaan dan Perilaku manusia itu dipengaruhi oleh Pikiran Saya jelaskan lebih lanjut ya Tolong dipahami :)Alurnya secara Psikologis begini : Pikiran => memunculkan perasaan => memunculkan perilaku Jadi pikiran mempengaruhi perasaan dan membentuk sebuah perilaku Contoh Situasi : saya di kampus akan berpapasan dgn dosen yg galak Pikiran : “wah saya pasti akan dimarahi” Perasaan : takut, cemas Perilaku : saya akan menghindar/berbalik arah/buang muka Situasi ; Saat ujian Pikiran : “saya pasti tidak akan lolos krn soal ujian susah” Perasaan : takut, cemas, panik Perilaku : menangis, mengurung diri.
Jadi kuncinya di pikiran. Supaya ada perubahan perasaan dan perilaku memang ini butuh latihan😊 Kamu harus pahami bahwa kuasa mengontrol pola pikir - perasaan - perilaku mu adalah 100% milikmu
Saat ini saya berikan dulu km beberapa saran yg utamanya untuk redakan emosi2 tdk nyamanmu + cara mengelola/ merubah pola pikir ya.1. . Relaksasi, knp? Tentunya saat kamu dlm kekalutan / kemarahan (apalagi misal habis ada pengalaman ga enak / misal saja habis ada peristiwa negatif lainnya) akan semakin sulit berpikir secara logis / positif, sehingga teknik ini sangat diperlukan untuk tenang dulu :) Boleh melakukan Relaksasi Pernafasan secara singkat misal 15-20 menit seperti : - Tenangkan diri Anda - Tarik napas melalui hidung selama 3 hitungan, lalu tahan selama 5 - 10 detik - Hembuskan udara tadi melalui hidung kembali2. Jika masih merasakan perasaan2 negatif => marah,sedih, kesal atau jengkel dan tdk cukup reda dengan Relaksasi saja, boleh ditambahkan dengan Butterfly Hug. Untuk melakukan teknik Butterfly Hug berikut caranya: - Silangkan kedua tangan di dada - Tepuk kedua tangan secara seperti mengepakkan sayap pada kupu-kupu - Gerakan tersebut sambil dilakukan dengan menarik napas pelan-pelan dan menghembuskan napas secara perlahan - Lakukan gerakan tersebut berulang-ulang sampai merasa tubuh dan pikiran kamu rileks. Kamu Bisa menerapkan teknik ini ketika merasa emosi atau perasaan tidak stabil. Baik marah, sedih, kesal dan sebagainya.3. Coba untuk mensugesti diri secara positif misal saja, “saya memilih untuk tenang dulu dan meredakan emosi saya, dan saya Mampu". Boleh ditambahkan kalimat2 positif lainnya untuk diri sendiri.
Untuk merubah pola pikir, bisa dengan jurnaling. Memang latihan jurnaling ini butuh waktu yg lebih lama. Untuk optimal bisa dicoba dalam 2-3 bulan agar juga menjadi sebuah kebiasaan Pada sebuah buku Di selembar kertasBikin sebuah tabel dengan dibagi menjadi 3 kolom. Kolom 1 isi situasi yg biasa memicu pola pikir negatif mu muncul. Kolom kedua isi dgn pikiran2 negatif yg sering sekali muncul pada dirimu
Lalu kolom ke tiga diisi dgn pikiran2 positif utk melawan pikiran2 negatif yg muncul Disini kamu diharapkan secara sadar peka terhadap situasi2 apa yg sering menjadi pemicu munculnya isi pikiran2 negatifSekaligus melatihmu menggali pikiran2 positif utk melawan pikiran negatif.Contohnya beginiMisal: Situasi (kolom pertama) : saat melewati kolam renangIsi pikiran negatif (kolom kedua) “Saya pasti akan terpeleset kemudian tenggelam dan tdk ada org yang menolong”Isi pikiran positif (kolom ketiga) “Tidak mungkin saya terpeleset jika saya berjalan dengan hati2/berpegangan / menjaga jarak dengan kolam renang”
---
Gitu. Jujur poin 2 dan 3 belum pernah aku coba sampe sekarang.
Tapi setidaknya setelah obrolan itu aku jadi janji mulai sekarang.
Aku mau janji buat diriku sendiri.
1. Untuk tidak terlalu pada pekerjaan yang bahkan tak membayarmu di angka yang waras
2. Untuk tidak terlalu perfectionist, padahal belum tentu itu akan jadi hasil akhir, atau bahkan akan dibaca klien/boss.
3. Untuk tidak membuka laptop di akhir pekan, coba baca buku, main game atau masak lah. Gila kali ya kau buka laptop terus?
4. Untuk tidak berekspektasi terlalu tinggi pada suami.
Untuk poin terakhir, aku tau komunikasi adalah kunci. Tapi aku merasa sudah cukup menyampaikan apa yang ku mau. Tapi memang ekspektasi dan reality tidak match. Aku pun bingung. Ditahan pun sesak. Yang ada bikin rungsing.
Tapi seharusnya aku bersyukur. Dengan apapun itu yang ku dapat, ku punya, ku rasakan.
Semoga Allah segera memberiku rezeki "perasaan tenang". Juga rezeki anak kedua, jika memang sudah waktunya.
---
Ah, satu lagi, insecure ku yang lain adalah setiap aku naik ke timbangan. Aku merasa bingung kenapa angkanya naik lagi? kenapa ga kunjung turun.
Aku tau aku makan sering, tapi aku udah gak makan nasi banyak2 lagi. Kenapa masih segendut ini.. Huhuuuhuuu kenapa susah banget mau ikhtiar banyak puasa dan kurangin junk food. Kenapa.
Padahal taun lalu udah ngerasain kayak apa sakitnya pasca operasi.
Aku tau hamil ektopik taun lalu bukan dokter bilang bukan karena aku.
Tapi aku tetap merasa bersalah dan bilang itu sedikit banyak salah aku. Karena makan berantakan sudah cukup lama. Karena pasang KB spiral (meski dokter bilang bukan karena itu, tp kok aku berpikir ini ada efeknya).
Aku mau kurus lagi. Kayak dulu. Aku mau BMI normal lagi. Kayak dulu. Aku takut gendut. Aku takut. Beneran takut. Tapi memang bangsat kau perut. HUHUHUUU Aku lemah banget sih sama perut.
Padahal junjunganku Nabi Muhammad saw sudah bilang, perut adalah bejana terburuk.
'Tidak ada bejana yang yang diisi anak Adam yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam untuk menegakkan tulang punggungnya. Sepertiga perutnya untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya dan sepertiga lagi untuk nafasnya.'' (HR At Tirmidzi).
---
Ya setidaknya tulisan ini jadi refleksi. Dan penampar ketika aku baca lagi.
Selamat malam minggu.
Ya Allah aku berdoa semoga segera bisa menyudahi kedzoliman sama diriku sendiri dan keluargaku. Aku takut banget. Aku udah parah banget.
Bye.
Komentar
Posting Komentar