Hasil Tempaan Klasik Pandai Besi

Membuka paket reward dari Pandai Besi, rasanya aku diajak kembali ke zaman SD. Di mana mendengarkan lagu dengan Walkman masih dianggap sangat kece. Di saat merekam suara dengan kaset adalah kesenangan yang memalukan. Guilty pleasure, kata orang.

Rabu lalu (17/4), reward hasil crowdfunding rekaman Pandai Besi di Lokananta datang juga ke rumahku. Aku yang masih di kosan langsung sumringah senang. Ingin segera pulang dan mendengarkan lagu-lagu dari band yang merupakan metamorfosa dari trio Efek Rumah Kaca ini. Bahkan rasanya ingin segera dipindahkan ke handphone biar bisa didengar setiap hari.

Hari ini, begitu membuka paket dukungan seharga Rp 60.000 ini, aku temukan:
1. Pigura personel Pandai Besi

Cool picture! 


2. Serpihan atribut personel Pandai Besi *poker face*




"Serpihan yang terdapat dalam paket ini adalah bagian dari atribut milik personel Pandai Besi yang dikenakan dan terlibat dalam proses rekaman Pandai Besi di Lokananta pada 9-12 Maret 2013"

Isinya adalah ini:


Ketika melihatnya, aku merasa seperti fans fanatik .____. maka lekas aku masukkan, daripada berimajinasi tentang darimana sobekan kain ini didapat sembari mengingat baju para personel saat rekaman. Haahaa


Nah, ini dia inti yang ditunggu-tunggu ...
TA DAAAAA!
3. Kotak kaset oranye dengan judul "Daur, Baur" di depannya.


HAH?
Asli, aku kaget. 
Rekamannya berbentuk kaset?
AAAAA... Pupus sudah keinginan bisa memutar CD dan mendengarkan lagunya setiap hari di HP.

Ternyata untuk reward dari crowdfunding paket 1 ini memang hasil rekaman yang dikirimkan berbentuk kaset. Dari awal kukira CD. Ternyata setelah ngecek lagi ke website ERK, rewardnya memang berbentuk kaset. #Nyengir





Dan terdiamlah aku karena bingung harus memutarnya dengan apa. Hahahaa. (makanya yang teliti dulu dong nduk)

Masalahnya tape radioku rusak. Hanya bisa untuk mendengarkan radio. Walkman pun sudah hilang entah kemana. Sambil tersenyum penuh penyesalan, akhirnya ingatanku menemukan pemutar kaset di ruang tamu yang biasa ibu pakai saat pengajian di RT. 

HAHAHAAAA..
Dan senanglah aku, Sabtu ini bisa tetap mendengarkan karya mereka yang direkam di Lokananta, studio (yang katanya) terbaik di Indonesia :)

Kusebut hari ini sebagai Sabtu Klasik!

Yaaaaay! Sembilan lagu Pandai Besi pun mengalun menelusup sudut-sudut rumahku.

Ada satu lagu yang agak sulit aku kenali pada awalnya. Jalang. Belum pernah kudengar sebelumnya secara live dan ternyata diaransemen dengan ciamik sekali. Sejujurnya aku kurang suka mendengarkan sering-sering  lagu "Jalang" versi ERK. Tapi punya Pandai Besi ini, JEMPOLAN!

Terbayar sudah rasa penasaranku akan sembilan lagu ERK versi Pandai Besi. Lima lagu di side A (Hujan Jangan Marah, Menjadi Indonesia, Debu-debu Berterbangan, Desember, dan Melankolia) serta empat lagu di sisi B (Laki-laki Pemalu, Jalang, Di Udara, dan Jangan Bakar Buku). Semua nomor rasanya bernada serupa, namun ciamik semua. Yang paling menonjol dari Pandai Besi adalah alunan dari trompet dan vokal latarnya. Kadang bikin merinding, kadang mengajak bersendu suram, kadang juga menyenangkan. Ciamik lah. Aku sampai kehabisan kata-kata.

Sampai siang ini, kerjaanku sedari pagi hanya memutar-balik side A - side B sambil nugas. 
Seperti de javu ketika menekan kembali tombol-tombol kotak bersimbol pause, rewind, dan fast forward.

Tapi aku suka momen klasik ini, sederhana, serasi, dan tidak berlebihan. Mendengarkan karya dari lagu lama ERK, yang direkam di studio tua, dari pemutar kaset yang renta (karena sesekali harus digebuk sampingnya biar suaranya gak ilang. hahaaa) 

Kata "pasangan eleniak-ku", Tanya Mutia, bulan Mei nanti Pandai Besi akan cetak bentuk digitalnya. Dan demajors bakal bikin CDnya. Hihii *cekikikan seneng*. Yasudah, saya sekeluarga mengucapkan selamat untuk Pandai Besi atas kelahiran karyanya! :D

Komentar