Kemerdekaan Versi Idris Sardi dan Taufik Ismail

Ulang tahun Republik Indonesia biasanya hanya diisi dengan upacara bendera dan diramaikan dengan berbagai macam lomba. Namun menurut sastrawan Taufiq Ismail dan seniman Idris Sardi, kemerdekaan Indonesia tidak cukup jika hanya diisi dengan itu saja. 

Di awal Hari Kemerdekaan RI ke-66, dalam acara Malam Renungan Kemerdekaan, Selasa (16/8) malam di Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, dua tokoh legendaris ini memaparkan harapan mereka mengenai perayaan kemerdekaan Indonesia.

Idris Sardi, pemain biola berusia 73 tahun ini menekankan agar kita tetap mengingat jasa para pahlawan dan korban perjuangan.

"Saya terenyuh, banyak pahlawan yang kita tidak tahu dikubur dimana, " tuturnya dengan semangat tinggi. 

Kakek yang sudah mulai mencintai musik sejak umur 5 tahun ini juga mengingatkan agar kita menghargai para korban perjuangan, seperti para janda dan yatim yang menjadi korban pahlawan untuk meraih kemerdekaan yang hidupnya sekarang bahkan tidak jelas.

Di kesempatan yang sama, Taufik Ismail, seorang sastrawan legendaris Indonesia mengatakan dengan tegas bahwa Kemerdekaan Indonesia seharusnya diisi dengan Kerja keras dan Kejujuran. 

"Karena kondisi Indonesia sekarang ini sudah terlalu bobrok. Bobrok sekali, " ujarnya tegas.

Dibalik itu semua, sejatinya kemerdekaan ini tak akan terwujud tanpa kegigihan semangat para pendahulu. Perayaan ulang tahun Indonesia tetap tidak boleh lepas dari renungan dan apresiasi terhadap pejuang.

Komentar